LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN
PADA PT C59 FACTORY
BANDUNG
Di susun oleh :
NOKO
HARICHMAN
1110001525
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(UNISNU)
JEPARA
2014
HALAMAN PERSETUJUAN
Manajemen
operasional
Mutu/Kualitas
Produk Pada PT C59 Factory
BANDUNG
NOKO
HARICHMAN
1110001525
Jepara,...........................2014
Menyetujui,
Pembimbing
MUR HARSITO, SE.
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT atas bimbingan, rahmat dan hidayahNya sehingga tugas
membuat Laporan KKL ini dapat terselesaikan. Laporan ini berisi tentang “STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT C59
FACTORY BANDUNG”.
Laporan
ini kami tulis sebagai hasil dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Jurusan
Manajemen yang dilaksanakan pada tanggal 5 -7 Februari 2014.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik secara alamiah
maupun teknik. Oleh sebab itu, penulis mengharap kritik yang memebangun sebgai
bahan pertimbangan di masa mendatang.
Pada
kesempatan ini pula, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL), terutama Kepada :
1.
Bapak H. SETIYONO, S.E, M.M, selaku Dekan
Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2.
Bapak HADI ISMANTO, S.E, M.M, selaku Ketua
Progdi FEB Jurusan Manajemen
3.
Bapak H. NOOR ARIFIN, S.E, M.Si, selaku Dosen
Wali FEB Jurusan Manajemen
4.
Ibu ANNA WIDIASTUTI, S.E, M.Si, selaku Dosen
Pembimbing kegiatan KKL FEB jurusana Manajemen.
5.
Kepada Kedua Orang Tua saya yang selalu
mendoakan dan membimbing demi keberhasilan anaknya dan telah memberikan
dukungan baik moril maupun materi yang tidak terhitung jumlahnya.
6.
Untuk semua teman-teman kelas MB,
sahabat-sahabat saya yang telah membantu dalam menyelsaikan Laporan Kuliah
Kerja Lapangan. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya,
Penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca
pada umumnya. Semoga amal dan budi baik semua pihak mendapat pahala dari Allah
SWT.Sya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.
Jepara,
Februari 2014
Penulis
Noko Harichman
DAFTAR ISI
Table of Contents
LAPORAN KULIAH
KERJA LAPANGAN
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Keberhasilan
suatu perusahaan tidak terlepas dari kebijakan strategi dalam Quality Control
akan produk. Disini pimpinan perusahaan harus jeli dalam melihat kebutuhan dan
keinginan calon pelanggan. Karena manajemen mutu/kualitas memiliki peranan
besar dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Berbagai
cara serta strategi telah dilakukan guna menghadapi tantangan, persaingan yang
dikembangkan oleh pimpinan perusahaan sebagai ujung tombak perusahaan bisa
berkembang atau malah gulung tikar. Setiap perusahaan memiliki strategi yang
berbeda-beda. Satu alasan yang penting adalah mutu/kualitas mendorong
terjadinya riset dan inovasi, pengembangan dan penyebaran ide-ide barang dan
jasa baru.
Pimpinan
perusahaan tidak boleh berpuas diri dengan aktivitas saat ini. Pasar bersifat
dinamis. Kebutuhan pelanggan, kompetitor dan lingkungan terus berubah. Untuk
itu pimpinan perusahaan harus mencari peluang-peluang baru. Diperlukan
manajemen strategi untuk memandu seluruh perusahaan untuk membangun dan
mengelola kesesuaian antara sumber daya suatu organisasi dengan
peluang-pelulang pasar yang dihadapi.
Kegiatan
operasional pada intinya memfokuskan pada produk, inpeksi, biaya kualitas dan
sistem pengawasan kualitas statistikal, dalam hal ini dikenal manajemen
mutu/kualitas. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan erat satu sama lain.
Sehingga, manajemen tidak bisa hanya menekankan pada salah satu unsur saja
ketika ingin meningkatkan mutu/kualitas produk.
Perkembangan kaos yang
digandrungi oleh masyarakat yang kebanyakan para remaja dengan desain-desain
menarik memberikan peluang bagi perusahaan C59 untuk memperoduksi kaos, T-shirt
sablon. “manajemen mutu/kualitas adalah kiat strategi yang digunakan perusahan
untuk mencapai tujuan”. Perusahaan PT
C59 Factory menggunakan manajemen mutu/kualitas dalam persaingan produknya.
Untuk penjelasan lebih lanjut kami paparkan dalam Laporan mutu/kualitas produk
PT C59 Fatory.
1.2 Tujuan
Dari kuliah kerja lapangan
ini mahasiswa dapat melaporkan serta mengetahui manajemen operasional produksi
pada PT caladi 59 factory (c59)
1.3 Kegunaan Penyusunan
Laporan KKL
·
Bagi
Mahasiswa
1. untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa agar mahasiswa dapat beradaptasi
dengan lingkungan yang berkompeten, sehingga memiliki daya saing yang kuat.
2. Memudahkan
mahasiswa dalam penguasaan dan pendalaman serta pengaplikasian konsep Manajemen
3. Memberikan
pengalaman praktek kepada mahasiswa dibidang Manajemen dalam rangka link and match khususnya memadukan teori dan praktek pengelolaan usaha atau
bisnis
4. Sebagai
sarana latihan riset dan penulisan karya ilmiah.
·
Untuk Dosen
Kegiatan KKL dapat digunakan
untuk mediasi Dosen dalam memberikan materi manajemen
·
Untuk
UNISNU
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapan
meningkatkan kerja sama yang baik bagi UNISNU dan Perusahaan yang menjadi obyek
KKL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen
Operasional
Manajemen Operasional
adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan factor produksi : tenaga
kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam
proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa
Pengertian manajemen
operasi tidak terlepas dari penegertian manajemen pada umumnya yaitu mengandung
unsur adanya kegiatan yang dilakukan dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan
dan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan bertitik tolak
pengertian tersebut, Forgarty (1989) mendefinisikan manajemen operasi sebagai
suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi
manajemen untuk menginterasikan sebagai sumber daya secara efisien dalam rangka
mencapai tujuan (Herjanto, 2008)
Produksi adalah proses
penciptaan barang dan jasak manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung disemua
organisasi, baik manufaktur maupun jasa. (Prasetya, 2009)
Manajemen produksi dan operasi dapat
didefinisiakan sebagai proses yang secara kontinyu dan efektif menggunakan
fungsi” manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumberdaya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.kegiatan manajemen ini berhubungan
dengan penciptaan/pembuatan barang dan jasa. (Umar, 2000)
2.2 Manajemen Mutu/Kualitas
Manajemen
mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada
upayamenciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan
organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat
sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara.
Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar
seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin
kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan
penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi
tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam
organisasi. Definisi menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Definisi dari mutu adalah kemampuan
suatu produk, baik itu barang maupun jasa/ layanan untuk memenuhi keinginan
pelanggannya. sehinga setiap barang atau jasa selalu diacu untuk memenuhi mutu
yang diminta pelanggan melalui pasar.
Merupakan tugas bagi operasional dalam
menentukan titik kritis untuk memusatkan perhatian dalam proses produksi, agar
mutu dari hasil produksi dapat dipenuhi. Pencapaian target mutu akan bermanfaat
bagi perusahaan dalam menempatkan posisinya dipasar (marker position). Dengan demikian mutu bermanfaat bagi perusahaan
dalam penentuan hal berikut ini:
1. Reputasi
perusahaan (Company Reputation),
apabila posisi perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar (market leader) keadaan
ini menunjukkan bahwa mutu perusahaan lebih baik dibandingkan pesaing lainnya
2. Pertanggungjawaban
produk (product liability),meruoakan suatu tantangan bagi perusahaan didalam
memasarkan suatu produk,
Kegiatan manajemen harus mengarah pada
mutu secara total, sehingga keluarlah konsep total quality management.
Manajemen sebagai aliran, dapat didekati dengan beberapa pendekatan (approach).
Pendekatan-pendekatan yang dilakujan adalah pendekatan sainss(Scientific
Approach),pendekatan kuantitatif(quantitative Approach),pendekatan
sistem(system Approach) dan pendekatan manusia (Human approach).
Dalam membicarakan manajemen, perlu
adanya kajian dari pendekatan tertentu. Pada prinsipnya, meskipun keempat
pendekatan berbicara topik yang sama (manjemen) cara pendekatan ilmunya
berbeda-beda.untuk lebih jelasnya, dapat ditelusuri evolusi manajemen sampai
sekarang.
Evolusi Manajemen dan Manajemen Mutu
Konsep manajemen yang pertama kali dikenal adalah
manjemen operasional, atau biasa disebut Management by function. Manajemen ini
menitikberatkan pada opersional masing-masing fungsi. Misal adari inout dan
output, masing-masing fungsi yang ada diantara inout dan output harus dilewati.
Agar input menjadi output dan output sampai ke konsumen, maka fungsi
operasiaonal, fungsi keuangan, fungsi pemasaran dan fungsi pengembangan harus
dilewati.
Manajemen generasi pertama ini terus
mengalami perkembangan. Perubahan-perubahan dalam suatu sistem secara drastis
dan radikal perlu dilakukan jika kondisinya mengharuskan sperti itu. Di dalam
perubahan butuh pemimpin/leader. Re-Engineering akan gagal jika sbelumnya tidak
diketahui seperti apa bentuk organisasinya.
Kegiatan manajemen harus mengarah pada
mutu secara total. Oleh karena itu, keluarlah konsep Total Quality Management
(TQM). Berbicara tentang mutu ini, maka konsep mutu pun berubah dari masa ke masa.
Sekitar tahun 1900-an, mutu ini lebih ditekankan pada operator. Hanya operator
saja yang bertanggung jawab terhadap mutu. Kemudian mulai tahun 1918,
ditingkatkan pada level foreman. 19 tahun kemudian, mutu ditekankan terhadap
pemeriksaan (inspection).
Pada tahun 1960, berkembang Statistical
Quality Control (SQC). SQC ini muncul sebagi dampak dari kemajuan teknik-teknik
dan ilmu perstatistikan
20 tahun kemudian, atu tepatnya 1980
dikembangkan konsep mutu dengan sebutan Total quality Control (TQC). Seluruh
pihak yang terlibat dalam perusahaan mempu yai tanggung jawab untuk
mengendalikan mutu. Kemudian Total Quality Control dikenal samapai sekarang. (Maarif, Manajemen Mutu/Kualitas,
2003)
Inspeksi
Merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan
terhadap produk jasa secara terus-menerus agar sesuai dengan setandar-standar
yang telah ditetapkan, dan agar satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan.
Tujuannya:
a) Melakukan
pencegahan dan bukan perbaikan;
b) Menghentikan
pembuatan komponen-komponen rusak atau jasa yang tidak berguna.
Pengujian
dan inspeksi
Pengujian berupa performance atau
operating test dengan berbagai alat uji ataupun berupa dstructive test, dimana
komponen-komponen produk dibongkar untuk melakukan tes terhadap masing-masing
komponen.
Pengujian
merupakan bagian dari inspeksi yang bertujuan untuk memeriksa apakah produk
memenuhi setandar atau tidak.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan
barang yang dibeli
Semua barang harus diperiksa untuk
mengetahui apakah jenis dan kualitas sesuai dengan yang dipesan, sehingga
barang-barang yang tidak memuaskan dan rusak dapat dikembalikan kepenyedia, dan
barang baru didapatkan secara tepat.
2. Pemeriksaan
barang dalam proses
Pemeriksaan barang yang dilakukan selama
produksi berjalan dan setiap pekerja cukup memeriksa pekerjaannya untuk
mengetahui apakah sudah melakukan pekerjaannya dengan benar. Bila terjadi
penyimpangan, para penyedia akan mencoba untuk membetulkan situasi.
Kapan
melakukan inspeksi
a)
Inspeksi setelah operasi
b)
Inspeksi sebelum operasi
c)
Inspeksi komponen-komponen akhir
d)
Inspeksi sebelum penggudangan
e)
Inspeksi danpengujian produk-produk jadi
f)
Inspeksi dilakukan pada unit pertama dan
terakhir
Dimana melakukan inspeksi
1.
Inspeksi ditempat pekerjaan (floor
Kebaikan nya:
a)
Menghemat kegiatan penanganan bahan
b)
Memungkinkan bahan-bahan bergerak lebih
cepat
c)
Mencegah kerusakan yang lebih parah.
Kelemahannya:
a) Para
karyawan dan mesi-mesin harus menunggu para pemeriksa
b) Pemeriksa
harus membawa peralatan inspeksi kesetiap tempat
2. Inspeksi
ditempat pemeriksaan terpusat (sentral inspection)
Kebaikannya:
a)
Menghemat waktu inspeksi
b)
Menghemat biaya inspeksi
c)
Peralatan inspeksi khusus dapat
dipergunakan
Kelemahnnya:
a) Menaikan
biaya-biaya transportasi dan penanganan bahan lebih mengakibatkan penundaan
sehingga barang-barang bergerak lebih lambat
b) Menikan
kerugian dalam bentuk pekerjaan ulang dan sisa.
3. Inspeksi
lini perakitang
Pemeriksaan ini biasanya dijumpai pada pemeriksaan
produk yang diproduksi secara masal.
Biaya Kualitas
Mengikuti model juran, membagi kualitas
biaya kedala tiga kategori utama sebagai berikut:
§ Biaya
pencegahan (cost of prevention)
§ Biaya
deteksi (cost of detection)
§ Biaya
kegagalan (cost of failure)
Sistem pengawasan kualitas
statistikal
Pengawasan kualitas statistikal
menerapkan teori probabilitas dalam pengujian atau pemeriksaan sampel. SQC
merupakan metode deteksi apakah proses barang atau jasa tersebut mengalami
perubahan yang akan memengaruhi kualitas (prasetya, 2009)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah dan Perkembangan C59 factory
Tahun 1980, tepatnya tanggal 12 Oktober 1980 Marius Widyarto
memulai sebuah industri rumah tangga yang bergerak di bidang pakaian, khususnya
dalam penyablonan T-shirt di gang Caladi nomor 59, Bandung dari tempat itu, terciptalah
merk C59 (Caladi 59). Dimulai dari
sebuah rumah yang hanya berukuran 50 meter persegi, di mana tempat tinggal dan
tempat bekerja bergabung menjadi satu. Usaha ini dibangun pada awalnya
berbentuk badan usaha dengan modal awal sebesar Rp 2.500.000,00 yang diperoleh
dari hasil penjualan kado pernikahan Wiewid dan Maria istrinya yang dinikahi
pada tahun 1980. Modal tersebut digunakan untuk membeli 2 mesin jahit dan 1
mesin obras juga modal untuk modal kerja bahan baku dan upah.Berkat jerih payah
dan tekad yang sangat gigih, C59 mendapat banyak pesanan dari sekolah-sekolah
dan instansi instansi di Bandung dan Jakarta. (C59, 2012)
Anak
sekolahan dan mahasiswa dijadikan target utama dengan suatu alasan apabila ia
puas dengan hasil yang diperoleh saat ini, pasti akan selalu teringat sampai ia
sudah menjadi “orang” ditempat kerjanya kelak, hal ini juga menjadikan C59
berusaha menjalin suatu ikatan moral terhadap pelanggannya.
Makin
berkembangnya bisnis dan order yang diperoleh akhirnya menuntut suatu
peningkatan modal kerja. Kebutuhan modal ini menjadi suatu pemikiran yang
serius mengingat makin banyaknya order yang masuk sedangkan bahan baku yang
dibutuhkan harus disediakan lebih dahulu guna mempercepat pelayanan.
Pada
tahun 1989 datang order dari Bank Niaga untuk pembuatan kaos oblong. Bank Niaga
melihat potensi yang dimiliki oleh C59 untuk berkembang jauh lebih besar. Bank
Niaga kemudian menawarkan pinjaman yang dapat digunakan untuk investasi juga
untuk tambahan modal kerja. Kesempatan ini diterima oleh C59 sebagai bantuan
yang sangat berharga. Disisi lain bank sebagai suatu lembaga pembiayaan
mempunyai aturan yang ketat dalam operasional kreditnya. C59 melakukan kiat
dengan melakukan kredit pembelian dari pemasoknya baik pemasok bahan baku kain,
benang, atau bahan pembantu lainnya.
Pada
tahun 1990, adanya bantuan tambahan dana investasi dan modal kerja C59
membangun pabrik baru di Jalan Cigadung
Raya Timur No. 107 Sekemitung Bandung. Luas tanah kurang lebih satu hektar. C59
mempunyai keleluasaan dalam mengembangkan fasilitas pendukung lainnya, seperti
pengolahan limbah, generator pendukung daya listrik dsb. Dengan fasilitas
modern dan dapat menampung jumlah order yang semakin bertambah. Seiring
berjalannya usaha order yang pesat, Pak Marius membenahi dunia baru di dalam
usaha ini; yaitu retail, dimulai dengan membuka showroom pertama yang berlokasi
di Jalan Tikukur No. 10 Bandung.
Pada
tahun 1991, Meningkatnya penjualan secara tidak langsung menambah tenaga kerja,
menuntut C59 untuk menyusun suatu struktur organisasi yang baik, yang juga
memerlukan suatu pengakuan legalitas dari pemerintah. C59 secara resmi menjadi
perseroan terbatas (PT) yang disahkan oleh Departemen Kehakiman.
Penjualan
retail ini ternyata juga menunjukkan perkembangan yang memuaskan, melalui
berbagai pembicaraan mengenai strategi perusahaan maka diputuskan untuk
menggunakan teknik franchising, yang menerapkan gaya manajemen dan format
display showroom yang dirancang oleh pemberi franchise.
Perkembangan
C59 dari waktu ke waktu makin berkembang
ini bisa dilihat bahwa saat ini produknya ditawarkan melalui 22 showroom
dan lebih dari 250 outlet di seluruh Indonesia. Distributor produknya tersebar
mulai dari Medan sampai ke Ujung Pandang, sebagai persiapan menghadapi
perdagangan bebas yang akan datang, C59 juga sudah mulai menjalin hubungan
perdagangan dengan pihak luar negeri, hal ini dibuktikan dengan makin tingginya
nilai ekspor yang dicapai setiap tahunnya. Ekspor yang sudah dilakukan antara
lain ke Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Australia, Jerman, Inggris,
Cheko, Slovakia, Amerika, Perancis dan Jepang
Tahun
1996, C59 mendapatkan penghargaan Upakarti yang diberikan langsung oleh
Presiden Republik Indonesia untuk mengembangkan wilayah pemasarannnya , kini
PT. Caladi Lima Sembilan yang berkantor pusat di Jl. Dr. Djunjunan No. 155 B
bandung. Saat ini perusahaan memiliki sekitar 460 karyawan produksi dan 80
karyawan administrasi dan pemasaran.
Tahun
2000-2001, Keberhasilan Wiwied dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang
telah ia terima, diantaranya ASEAN Development Executive Award.
Tahun
2002-2003 PT. Caladi Lima Sembilan (C59) turut berperan dalam trend para kawula
muda, dengan mengadakan “ C59 Street Fiesta ”, yang di selenggarakan di 3 kota
besar di jawa, yaitu Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
Tahun
2004. C59 sesuai dengan slogannya “Express Your Style”, C59 turut ambil bagian
dalam mengekpresikan music anak muda dalam ajang “ Indonesian Idol “,
bekerjasama dengan sebuah Televisi Swasta Indonesia (RCTI) dan Fremantle Media
Enterprises,Ltd. ( penyelenggara acara reality show dari America).
Tahun
2007. C59 mendapat penghargaan Hade Award dari Dinas Perindustrian Jawa Barat,
dan KICK (Kreative Independent Clothing Komunity), sebagai pelopor
perclothingan di Bandung Jawa Barat.
Tahun
2008.C59 bekerjasama secara resmi dengan Dekranasda Kota Bandung, Ardan
Management Group, Saung Angklung Udjo, Miing fellowship, dan SMK 14/SMSR.
Salah
satu kunci sukses Wiwied juga terletak pada penggalian ide desain yang tidak
pernah berakhir, baginya riset desain sangatlah penting karena kekuatan
produknya ada pada rancangan,apalagi industri t-shirt cepat berganti tren. Karyawan juga mendapat kesempatan
jalan-jalan untuk mencari ide-ide segar, bahkan ia membiarkan karyawannya untuk
tidak masuk asalkan ketika ia masuk ia sudah membawa ide bagus. Setiap desain
yang akan dikeluarkan harus dipresentasikan lebih dulu, kemudian setelah
terpilih, baru dilanjutkan dengan prosesi produksi, pemilihan bahan, teknik
cetak, warna, dan sebagainya.
Kini C59
memiliki dua macam jenis usahanya yaitu usaha retail yang memproduksi t-shirt sesuai ide dari desainer C59
sendiri, usaha custom made merupakan produksi t-shirt ide dan desain sesuai
pesanan konsumen C59. Pemesanan minimal 50 kaos. Harga tergantung dari jenis
kain dan desain yang diinginkan oleh konsumen. Dalam usaha retailnya C59
menyediakan berbagai produk, mulai dari t-shirt, polo shirt, bags, caps,
jacket, sweater, dompet, ikat pinggang. Harga dari setiap produk yaitu mulai
dari harga Rp. 75.000 untuk kaos.
Usaha
dan tekad yang gigih mas wid dalam mengembangkan usahanya kini berbuah manis
dan semakin berkembang. Kini usaha yang dirintis oleh Mas Wied dan istrinya
menghasilkan omzet jutaan rupiah perbulannya.
3.2 Lokasi Perusahaan
§ Lokasi
tempat Produksi (Pabrik) di Jalan Cigadung Raya No. 107 Bandung
§ Alamat
Store pusat C59 di jalan Merak No. 2 Bandung
§ Alamat
tempat pemesanan T-shirt Custom made di Jalan Djunjunan, Pasteur Bandung
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
BAB IV
HASIL KKL
4.1 Pembahasan
PT
Caladi Lima Sembilan (C59) sebuah perusahan yang didirikan dari sebuah gang
Caladi No. 59 yang didirikan oleh Marius Widyarto yang lebih sering disapa Mas
Wiwied. Bisnis yang diawalai dari hanya menerima pesanan kaos dari sekolah-sekolah
dan perusahaan-perusahaan pada tahun 1980. Namun tak lantas membuat Beliau puas
dengan konsep awalnya menerima pesanan dari konsumen. Beliau mencoba
mengembangkan usahanya dengan memasuki pasar retail dalam menjual t-shirt
sablon sisa order yang tidak terjual dan hasilnya juga diminati banyak orang.
Bahan Kain C59
Cuty
Bahan
ini biasa dipakai untuk membuat polo shirt. Bahan ini mempunyai banyak jenis;
dari ketebalan, kandungan katun dan polyester, warna dan juga jenis tenunan.
Beberapa jenis tenunan yang umum adalah lacoste, waffle, pique dan lain-lain.
Tenunan yang dimaksud adalah pattern jahitan pada bahan tersebut.
Baby Terry & Fleece
Bahan
ini biasa dijadikan sweater dan jaket. Bahan ini hangat dan nyaman dipakai.
Ketebalan pada bahan ini pun bervarian seperti bahan-bahan lain. Kedua bahan
ini sebenarnya sama, perbedaannya adalah fleece sebenarnya adalah bahan baby
terry yang sudah diproses lagi, digaruk sehingga menghasilkan bahan fleece.
Jika dibandingkan bahan fleece lebih tebal dan empuk.
Cotton
PE, CVC dan TX
Bahan-bahan
ini bukan 100% katun. Bahan ini mempunyai polyester di dalamnya. Polyester ini
mengakibatkan bahan ini lebih panas saat dipakai. Perbedaan-perbedaan pada
bahan-bahan ini hanya terletak pada persentase katun dan polyester di dalam
kandungan kainnya.
Cotton
cared
Katun ini agak lebih kasar dibandingkan dengan katun combed. Ini
dikarenakan oleh benang-benang yang tidak dihaluskan lagi. Kualitas dari carded
yang kita tawarkan cukup bagus, tapi kalau dibandingkan combed, combed lebih
unggul dari sisi kelembutan dan kenyamanan. Keunggulan dari carded adalah dari
sisi harga. Harga carded lebih murah dari combed. Carded sendiri terdiri dari
20s sampai 40s. Semakin besar angka, semakin tipis bahan tersebut. Bahan cotton
carded dan cotton combed terlihat sama oleh mata, kedua bahan ini bisa
dibedakan dengan sentuhan; cotton combed jauh lebih lembut dari carded.
Cotton
Combed
Pertama-tama
kita mau memperjelas istilah combed. Di indonesia kata ini sering berubah
menjadi combat dikarenakan pengejaan yang mirip. Tapi nama yang benar bukan
combat tapi combed.
Katun combed adalah katun
yang terbuat dari benang-benang yang berukuran ketebalan yang sama. Oleh karena
itu jenia kain ini lembut dan nyaman dipakai. Katun combed sendiri dibagi
menjadi berbagai macam ketebalan. 20S, 24S, 30S dan 40S adalah jenis-jenis
katun combed yang sering beredar di pasaran. Berikut penjelasan tentang
jenis-jenis di atas.
20S adalah
bahan yang kami sering pakai sejak perusahaan kami berdiri, bahan ini mempunyai
ketebalan paling tebal(semakin besar angkanya semakin tipis bahan). Bahan ini
tebal, halus dan tahan lama.
24S lebih
agak tipis dari 20S. Bahan ini sering dipakai oleh perusahaan atau retailer
yang kurang yakin bahwa masyarakat siap menggunakan 30S. Karena lebih tipis
bahan agak lebih jatuh ke badan.
30S jelas
lebih tipis dari kedua bahan di atas. Juga lebih lembut dari 2 bahan di atas
dan lebih jatuh juga. Bahan ini sering dipakai oleh retailer-retailer seperti
distro yang mempunyai target anak muda. Bahan ini terkenal lebih nyaman
dikarenakan udara dunia yang semakin panas semakin hari dan juga kelembutannya.
40S. Bahan
ini paling tipis dari yang lain. Bahan ini sering dipakai oleh retailer luar
negeri atau khusus untuk perempuan. Bahan bisa dibilang agak menjiplak bentuk
badan, jadi untuk orang-orang yang tidak percaya diri akan bentuk badan tidak
disarankan untuk menggunakan bahan ini.
Kami sendiri menyediakan
berbagai macam warna dan berbagai macam jenis printing dan aplikasi untuk
berbagai macam bahan yang kami tawarkan.
Alur Produksi C59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Herjanto, E. (2008). Manajemen Operasi. Dalam Manajemen
Operasi (Edisi 3) (hal. 2). Jakarta: Grasindo.
Maarif, M. S. (2003). Manajemen Mutu/Kualitas. Dalam Manajenen
Operasi (hal. 123-125). jakarta: Grasindo.
prasetya, D. (2009). Manajemen Kualitas. Dalam Manajemen
Operasi (hal. 85-91). Yogyakarta: MedPress.
Prasetya, D. H. (2009). Manajemen Operasi. Dalam Manajemen
Operasi (hal. 2). Yogyakarta: MedPress.
Umar, H. (2000). Manajemen operasi. Dalam Business
an Introductio (hal. 143). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.